Tahukah Anda, di mana tambang
emas terbesar di dunia berada? Jawabannya ada di Indonesia, tepatnya di
kabupaten Timika, Papua.
Tambang emas Grasberg saat ini
dikelola PT Freeport Indonesia yang terafiliasi dengan Freeport-Mcmoran. Tak
hanya kaya emas, tambang tersebut juga mengandung perak dan tembaga. Menjelang
berakhirnya kontrak tambang tersebut pada 2021, persoalan Freeport kini tengah
hangat diperbincangkan. Mulai dari soal renegosiasi hingga kasus Papa Minta
Saham yang menjerat Ketua DPR RI Setya Novanto.
Berbicara mengenai Freeport, ada
beberapa fakta tentang PT Freeport yang merugikan indonesia terutama saudara
kita di Papua sana. Fakta-fakta tersebut Kinos Blog rangkum dari berbagai
sumber.
Berikut ini 16 FAKTA
FREEPORT YANG MERUGIKAN INDONESIA!
1. PT Freeport McMoran Indonesia
(Freeport) melakukan aktivitas penambangan di Papua yang dimulai sejak tahun
1967 atau selama 42 tahun.
Keuntungan dari kegiatan penambangan mineral freeport telah menghasilkan keuntungan luar biasa besar terhadap perusahaan milik bule tersebut, tetapi lihat apakah keuntungan itu juga dinikmati bangsa Indonesia terutama rakyat papua, kenapa pula di Yohukimo masih terjadi kelaparan.
2. Hasil tambang PT. Freeport
berupa tambang emas, perak, dan tembaga terbesar di dunia. Fasilitas dan
tunjangan serta keuntungan yang dinikmati para petinggi freeport besarnya 1
juta kali lipat pendapatan tahunan penduduk Timika, Papua yang hanya sekitar
$132/tahun. Keuntungan yang diperoleh Freeport tidak melahirkan kesejahteraan
bagi Indonesia terutama warga sekitar. Kesenjangan ala kolonial ini menjadi
bibit konfik di papua.
3. Keberadaan tambang freeport sangat didukung pemerintah. Dilihat dari Penandatanganan Kontrak Karya (KK) I pertambangan antara pemerintah Indonesia dengan Freeport pada 1967, yang kemudian menjadi landasan aktivitas pertambangan freeport. Bahkan kemudian UU Pertambangan Nomor 11/1967, yang disahkan pada Desember 1967 yang disahkan delapan bulan setelah penandatanganan KK menjadikan KK tersebut menjadi dasar penyusunanya.
4. Penambangan Ersberg dimulai pada Maret 1973 dan habis pada tahun 1980-an sisanya lubang sedalam 360 meter.
5. Pada tahun 1988, Freeport mulai menambang Grasberg sebuah cadangan raksasa lainnya, hingga saat ini.
Baca Juga
: 8 Tanda Bahwa Anda Memiliki Indera Ke-6
6. Hasil dari eksploitasi kedua wilayah tersebut diatas, Freeport memperolah sekitar 7,3 juta ton tembaga dan 724, 7 juta ton emas.
7. Sampai Bulan Juli 2005, lubang yang
diakibatkan penambangan Grasberg mencapai diameter 2,4 kilometer yang meliputi
luas 499 ha, dalamnya 800m, sama dengan ketinggian gedung tertinggi di dunia
Burj Khalifah di Dubai.
8. Diperkirakan terdapat 18 juta ton cadangan tembaga, dan 1.430 ton cadangan emas yang tersisa hingga rencana penutupan tambang pada 2041.
9. Masalah yang timbul dari aktivitas
Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu lama ini diantaranya penerimaan negara
yang tidak optimal dan peran negara/BUMN untuk ikut mengelola tambang yang
sangat minim serta dampak kerusakan lingkungan yang sangat luar biasa.
Kerusakan bentang alam seluas 166 km persegi di DAS sungai Ajkwa yang meliputi
pengunungan Grasberg dan Ersberg. Berupa rusaknya bentang alam pegunungan
Grasberg dan Erstberg.
10. Cadangan emas yang dikelola
freeport termasuk di dalam 50% cadangan emas dikepulauan Indonesia. Dari hasil
luar biasa banyak tersebut yang masuk APBN sangat sedikit.
11. Freeport baru mengakui bahwa mereka
menambang emas pada tahun 2005, sebelumnya yang diakui hanya penambangan
tembaga. banyaknya emas yang ditambang selama 21 tahun tidak diketahui publik.
12. Volume emas dicurigai lebih
diperkirakan sebesar 2,16 hingga 2,5 miliar ton emas.
13. Coba anda simak, menurut laporan dari Investor Daily pada 10 Agustus 2009, dikatakan bahwa pendapatan utama PT Freeport McMoran adalah dari operasi tambangnya yang ada di Indonesia, yaitu sekitar 60%.
14. Hampir 700 ribu ton material dikeruk dan mengahsilkan 225 ribu ton bijih emas Setiap hari. Jumlah ini setara dengan 70 ribu truk kapasitas angkut 10 ton berjejer sepanjang 700 km sejauh jarak Jakarta - Surabaya.
15. Freport hampir tidak berkontribusi terhadap Indonesia bahkan penduduk mimika sendiri. Kompisisi Penduduk Kabupaten Mimika, tempat Freeport berada, terdiri dari 35% penduduk asli dan 65% pendatang. Menurut BPS 41% penduduk mimika miskin, 60% penduduk miskin tersebut adalah penduduk asli. Di Provinsi Papua sendiri kemiskinan mencapai 80,07% atau 1,5 juta penduduk.
16. Lebih dari 66% penduduk miskin papua adalah penduduk asli tinggal wilayah operasi freeport di pegunungan tengah. Kantong2 kemiskinan justru ada diwilayah freeport. Provinsi Papua sendiri kemiskinan mencapai 80,07% atau 1,5 juta penduduk.
Bisa kita lihat dari fakta diatas yang sampai sekarang tidak diketahui masyarakat umum, karena media nasional hanya menyinggung soal kontribusi pihak Freeport saja terhadap indonesia, tanpa melihat kerugian kerusakan lingkungan dan kesengsaraan yang di derita masyarakat papua dan bangsa indonesia selama 40 Tahun lebih. Apakah rakyat papua dianggap sebagai anak tiri oleh pemerintah sehingga pemerintah seperti tutup mata dengan fakta yang terjadi dilapangan? Kita harus menyuarakan ini fakta yang sebenarnya terjadi karena luka rakyat papua adalah luka kita semua bangsa indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar