Ads Here

Sabtu, 08 April 2017

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Knight Templar

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Meskipun pandangan umum menyebutkan bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang menjadi tujuannya.


Pada masa itu Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, dan kemakmuran serta kekayaan bangsa-bangsa Timur, terutama Muslim, menarik perhatian mereka. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari kebijakan cinta damai di kalangan Kristen Eropa menjadi agresi militer.

Kita bisa melacak jejak Perang Salib ke tahun 1095, tepatnya November 1095, pada saat Paus Urban II menyelenggarakan Konsili Clermont. Dalam Konsili ini, doktrin cintai damai yang semula mendominasi Dunia Kristen Eropa ditanggalkan, dan sebagai gantinya, menjelang akhir Konsili, Paus Urban II “memanggil” seluruh umat Kristiani Eropa-baik kaya atau miskin, raja atau rakyat biasa-untuk bersatu dan menggelar perang demi “membebaskan” tanah suci dari genggaman orang-orang “kafir” Muslim.

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Paus Urban II menyebut pembebasan itu sebagai “Perang Suci”. Minimnya pengetahuan bangsa Eropa terhadap Islam pada Abad Pertengahan menyebabkan propaganda Paus Urban II sangat mudah menyulut emosi umatnya.

Disamping itu, Paus Urban II juga dikenal sebagai orator yang ulung. Dia berniat memantik kebencian di kalangan Kristen Eropa terhadap Kaum Muslim, terutama orang-orang Turki dan Arab, dengan mengatakan Kaum Muslim telah mengganggu peziarah Kristen dan merusak sejumlah tempat suci Kristiani di Jerusalem. Tentu saja, semua itu tidaklah benar.

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Untuk menggalang lebih banyak massa, Paus Urban II bahkan menyatakan bahwa siapapun yang ikut serta dalam perang suci, maka seluruh dosa-dosanya akan diampuni, sehingga dalam waktu singkat saja, terbentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara profesional dan puluhan ribu rakyat biasa.
Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Paus Urban II didorong oleh keinginannya untuk mendapatkan prestise sekaligus merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan.

Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka sebenarnya adalah keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas Illinois.

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

“Ksatria-ksatria Perancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangannya di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah, sementara sejumlah orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.”

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Sepanjang jalan menuju Jerusalem, milisi yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, bahkan Yahudi, dengan harapan menemukan emas dan permata. Diantara pejuang Salib bahkan memiliki kebiasaan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati.

Pada Perang Salib IV, keserakahan yang bagai tanpa batas ini mendorong pejuang Salib melakukan tindakan memalukan : merampok kota Kristen Konstantinopel dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia.

Baca Juga : The Golden Dawn Organisasi Ilmu Hitam Paling Berpengaruh Di Dunia Barat

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Kebiadaban Tentara Salib
Pada musim panas 1096, Tentara Salib dipecah menjadi tiga kelompok, setiap kelompok menempuh rute yang berbeda menuju Konstantinopel, untuk kemudian bertemu kembali. Kaisar Bizantium, Alexius I, melakukan segala yang bisa dia lakukan untuk melayani Pasukan besar ini, yang terdiri dari 4.000 ksatria berkuda dan 25.000 prajurit infantri.

Raymond IV de Saint Gilles atau Count Toulouse; Bohemond, Duke Of Taranto: Godfrey de Bouillon;Hugh, Count of Vermandois; dan Robert Duke Of Normandy menjadi panglima-panglima pasukan Salib ini, sementara Uskup Adhemar le Puy, teman dekat Paus Urban II, menjadi penasihat spiritual mereka.

Setelah menghancurkan banyak kota dan desa di sepanjang perjalanan mereka, Tentara Salib akhirnya tiba di luar kota Jerusalem pada 1099. Setelah melakukan pengepungan selama lima minggu, benteng kota Jerusalem pun runtuh.

Pasukan Salib menghambur masuk bagai sekawanan binatang buas yang lepas dari kandangnya. “Mereka membunuh semua orang Saracen dan Turki yang mereka temukan baik laki-laki maupun wanita”

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Tentara Salib membantai siapapun yang mereka lihat dan merampas apapun yang tampaknya berharga. Mereka membunuh orang-orang Muslim dan Yahudi, merusak tempat ibadat mereka, tanpa pandang bulu.

Salah seorang pejuang Salib, Raymond de Aguiles, membanggakan kekejaman ini dengan sombong

Pemandangan yang menakjubkan untuk dilihat: sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya menembak mereka dengan panah sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan dan kaki tampak di jalan-jalan kota.

Orang harus mencari jalan diantara tumpukan mayat dan kuda. Tapi itu hanya hal kecil bila dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka.

Sejarah Tentang Knight Templar Yang Diubah Dunia

Di dalam karyanya, The Monks Of War, peneliti sejarah Desmond Seward menarasikan kejadian yang tragis ini,

Jerusalem bagai dilanda badai pada bulan Juli 1099. Kerusakan hebat yang ditimbulkan oleh Pejuang Salib menunjukkan betapa minimnya kemampuan Gereja dalam mengkristenkan insting manusia. Seluruh populasi Jerusalem dibantai di ujung pedang, Muslim maupun Yahudi, 70.000 orang, laki-laki dan perempuan mengalami holocaust selama tiga hari. Darah menggenang di jalan sampai ke mata kaki dan kuda yang melewatinya mencipratkan darah ke pinggir jalan

Menurut sumber sejarah yang lain, jumlah Muslim yang dibantai adalah 40.000 orang. Berapapun jumlah sebenarnya dari mereka yang dibantai oleh pejuang Salib, apa yang dilakukan oleh pejuang Salib di Tanah Suci adalah contoh konkrit kebiadaban yang mengatasnamakan agama.

Perang Salib I berakhir dengan jatuhnya Jerusalem pada 1099. Setelah 460 tahun di bawah pemerintahan Kaum Muslim, Tanah Suci jatuh di bawah kekuasaan Kaum Kristiani. Para pejuang Salib kemudian mendirikan Kerajaan Latin yang wilayahnya membentang dari Palestina hingga Antiokia, dengan Jerusalem sebagai ibukotanya.

Selanjutnya, Pejuang Salib berusaha meneguhkan kekuasaannya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan negara yang baru saja mereka bentuk, mereka perlu mengorganisasikan diri sendiri, termasuk mengorganisasikan militer demi pertahanan.

Dengan alasan itu pula, dibentuklah sejumlah ordo-ordo militer. Anggota-anggota orde militer ini-yang bermigrasi dari Eropa ke Palestina menjalani kehidupan layaknya biarawan. Namun pada saat yang sama, mereka juga dilatih untuk memerangi Kaum Muslim.

Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang kelak akan memengaruhi jalannya sejarah, tidak hanya di Eropa, melainkan juga dunia. Nama ordo ini: KNIGHT TEMPLAR.

Sumber : http://kidthepanthomthief.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-hitam-ksatria-templar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar